Senin, 24 September 2012

NILAI-NILAI PANCASILA



Ø  Pancasila adalah dasar Negara Indonesia, yang didalamnya terdapat 5 sila, yang berbunyi :
Sila 1, ketuhanan Yang Maha Esa
Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan beradab
Sila 3, Persatuan Indonesia
sila 4, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan
Sila 5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Ø  Masing-masing sila tersebut memiliki lambang yang juga memiliki makna berbeda satu dengan yang lainnya.
*         Pada Sila Pertama, terdapat nilai Ketuhanan
Sila pertama ini memiliki lambang bintang,
ü  Bintang emas yang berkepala lima yang artinya, Negara  Indonesia di Lambangkan dengan Negara yang Beragama, agama yang beragam, agama-agama yang besar seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme. Negara Indonesia membebaskan rakyatnya untuk memilih agamanya sesuai dengan yang diyakininya, dengan harapan semua rakyat Indonesia memiliki rasa saling mengasihi walaupun berbeda keyakinan.  Karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan.

*         Pada Sila Ke dua, terdapat nilai Kemanusiaan
Sila ke dua ini memiliki lambang rantai emas,
ü  Rantai yang terdiri dari gelang-gelang kecil yang saling terkait itu menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang berbentuk lingkaran menggambarkan wanita, sedangkan gelang yang berbentuk persegi menggambarkan pria. Artinya, baik wanita atau pun pria tidak boleh saling merendahkan, karena mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama yaitu saling membantu. Serta menjadi manusia yang adil (seimbang) dan beradab (Mengetahui batasan-batasan yang telah ditentukan).

*         Pada Sila ke tiga, terdapat nilai Persatuan
Sila ke tiga ini memiliki lambang Pohon Beringin,
ü  Pohon beringin adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang (akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah). Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda. Serta, pohon beringin merupakan pohon yang besar dengan daun yang rimbun di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya,hal ini menunjukkan bahwa Negara Indonesia dapat menjadi  naungan/pelindung rakyatnya.

*         Pada Sila Ke empat, terdapat nilai Kerakyatan
Sila ke empat ini memiliki lambang Kepala Banteng,
ü  Banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
ü  Pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah),  gotong royong,  serta kekeluargaan yang berlaku di Negara Indonesia merupakan nilai-nilai khas Bangsa Indonesia. Karena nilai kerakyatan juga mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Maka dari itu, rakyat Indonesia diharapkan bisa memilih pemimpin yang benar-benar bisa menjadi pemimpin yang baik & Bijaksana serta dipilih oleh rakyat seutuhnya.

*         Pada Sila ke Lima, terdapat nilai Keadilan
Sila ke lima ini memiliki Lambang Padi dan kapas
ü  Padi dan kapas (yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.


·          PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN SEKITAR

Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegeraan. Pancasila berperan sebagai pengatur sikap dan tingkah laku orang Indonesia masing-masing dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa (Sila-I), dengan sesama manusia (sila II) dengan tanah air dan nusa bangsa Indonesia (Sila-III) dengan kekuasaan dan pemerintahan negara (kerakyatan) dan dengan negara sebagai kesatuan dalam rangka realisasi kesejahteraan (sila-V).
Di Kalimantan Tengah , khususnya Pemerintah Kota Sampit pada dasarnya sudah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan sosialnya. Namun, tidak semua masyarakat Kota Sampit mau menjalankannya. Karena tak ada bedanya masyarakat di Kota Sampit dengan di kota-kota lain, masyarakat Kota Sampit juga terdiri dari berbagai macam suku budaya. Dengan berbagai perbedaan suku/ras, budaya, agama, hingga keinginan masing-masing pihak, maka dari itu Pemerintah kota Sampit berusaha menjalankan kewajibannya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila untuk mengatur masyarakatnya agar bisa bersatu dan saling tolong- menolong.
Contohnya, sekarang ini pembakaran lahan di Kota Sampit sedang marak terjadi, hal itu mengakibatkan munculnya kabut asap yang menjadi pemandangan setiap harinya, baik pagi, siang, sore maupun malam hari.  Melihat kondisi seperti itu, Pemerintah kota sampit (Kotim), khususnya Bupati (Bpk. H. Supian Hadi S.Ikom.) sangat prihatin. Beliau kemudian bekerja sama dengan lembaga kesehatan untuk membagikan masker secara gratis di jalan-jalan. Beliau turun langsung kelapangan untuk membagikannya, sekaligus melihat secara lansung keadaan jalan-jalan kota Sampit di pagi hari yang berselimut kabut asap itu.

Pada umumnya masyarakat kota Sampit adalah masyarakat yang religius, itu dibuktikan dengan kepedulian dan keikutsertaan  mereka ketika ada acara-acara keagamaan di lingkungan tempat tinggalnya, serta menjaga nama baik lingkungannya,walaupun berbeda/beragam agama mereka tetap rukun dan mau bekerja sama dan saling membantu.
Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya sudah tertanam dalam diri setiap manusia (masyarakat Kota Sampit). Namun, itu semua tergantung pada diri masing-masing individunya. Apakah mereka mau melaksanakannya atau tidak.
Tetapi, banyak juga masyarakat  yang kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, hal itu disebabkan oleh berbagai macam alasan. Misalnya, Orang/Individu itu bekerja seharian (dari pagi hingga sore hari), Orang itu sering berpergian ke luar kota, Orang itu memiliki sikap yang pasif dan sombong, fanatik, dan alasan-alasan lainnya. Dengan alasan-alasan itu dia tidak dapat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di lingkungan sekitarnya. 
Dengan kurangnya sifat sosial (rasa persatuan & kesatuan) itu, banyak juga masyarakat Sampit (Kotim) yang beselisih faham. Contohnya : pada tragedi kerusuhan tahun 1999 (Suku Dayak vs Suku Madura),  salah satu pemicu masalah itu adalah kurangnya komunikasi yang baik antara keduanya. Rasa egoisme yang memuncak dari masing-masing kelompok/suku mengakibatkan pecahnya rasa persaudaraan yang selama ini terjalin. Saling menyakiti satu sama lain yang menggambarkan kurangnya rasa kemanusiaan diantara mereka.
Maka dari itu, Pemerintah Indonesia sekarang ini, khususnya pemerintah Kotim menghimbau agar masyarakatnya bisa hidup rukun dan damai. Saling menjaga dan melindungi satu sama lain,serta tidak saling menguasai. Karena Wilayah tersebut adalah milik bersama. Milik Rakyat Indonesia. Milik Kita Semua. Karena pada dasarnya itu semua hanyalah titipan Allah SWT. yang harus dijaga dan dilestarikan oleh kita semua.

1 komentar: